Dengan tidak
memperpanjang kalam, izinkan saya dengan segala kekurangan untuk bertanya
kepada buya mengenai beberapa hal terkait penelitian yang saya lakukan.
M.
Arif : Menurut Buya bagaimana hakikat
pendidikan islam sebenarnya ?
Buya
Maarif : Hakekat
pendidikan Islam adalah segala upaya untuk menggali dan mengembangkan potensi
anak didik untuk diarahkan kepada cita-cita universal Islam tentang manusia
berupa terciptanya pribadi Muslim yang cerdas secara intelektual, anggun secara
moral, dan trampil dalam amal bagi kepentingan sesama.
M.
Arif : Bahwa Pluralisme seperti
yang banyak buya jelaskan sebelumnya adalah keharusan guna menjaga keutuhan
NKRI, karenanya semua lini termasuk Pendidikan harus bisa berperan dalam
mendistribusikan nilai dan pemahaman tentang kemajemukan tersebut. Lantas,
menurut Buya peran seperti apakah yang harus dilakukan dunia pendidikan islam
menuju prospek masa depan pluralitas agama ?
Buya
Maarif : Saya lebih
cenderung untuk menggunakan ungkapan NPRI (Negara Persatuan Republik Indonesia)
daripada NKRI dengan alasan karena NKRI terasa lebih bercorak sentralistik,
sedangkan NPRI lebih menghargai pluralisme sebagai fakta keras dalam struktur
kebangsaan Indonesia yang masih dalam proses menjadi. Indonesia sebagai bangsa
belum berusia satu abad, dimulai sejak 1920-an. Oleh sebab itu arah pendidikan
Islam harus mengacu kepada pilar-pilar kebangsaan yang beragam itu. Sebagai
penganut mayoritas umat Islam punya tanggungjawab yang besar dan strategis
dalam menjaga keragaman itu, demi persatuan bangsa yang dinamis.
M.
Arif : Bahwa tidak semua lembaga
pendidikan “mengaminkan” paham pluralis bukanlah sesuatu yang baru. Karenya, menurut
buya usaha apa yang bisa kita lakukan agar semua lembaga pendidikan bisa ikut
serta dalam mentransfer nilai dan paham plural tersebut ke segenap masyarakat
bangsa ?
Buya
Maarif : Ini
pekerjaan yang tidak mudah, tetapi harus diupayakan terus menerus, jika
keutuhan bangsa ini memang ingin kita jaga dan pelihara. Oleh sebab itu
pola-pikir (mindset) harus diubah agar konsep pluralisme diterima sebagai
sebuah kenyataan dalam kita berbangsa dan bernegara. Sifat egoistik
agama, suku, tradisi, dan latar belakang sejarah harus ditundukkan kepada
kepentingan keutuhan bangsa dan negara.
M.
Arif : Selanjutnya, menurut buya
bagaimanakah usaha yang bisa dilakukan dalam Penanaman Kesadaran Pluralisme
Agama dalam Pendidikan Islam ?
Buya
Maarif :Karena pluralisme
kebangsaan Indonesia adalah sebuah fakta objektif, maka tidak ada jalan lain
bagi semua warga kecuali mengakuinya sebagai sebuah kekayaan kultural yang
harus dikelola dengan hati-hati, lapang dada, dan penuh kesungguhan.
M.
Arif : Menurut buya, seperti apa tenaga
pendidik yang ideal?.
Buya
Maarif : Sangat besar.
Sosok yang sepenuhnya ideal mungkin sulit dicari, tetapi yang kita perlukan
adalah sosok yang mendekati kualitas itu. Cirinya a.l. tugas mendidik
merupakan panggilan hidupnya; dia menyatu dengan profesinya itu
dengan penuh rasa cinta.
M.
Arif : Berkaca dari realita pendidikan
hari ini, menurut buya pendidikan seperti apa yang benar dan ideal?
Buya
Maarif : Pendidikan
yang benar adalah sebuah proses untuk membentuk manusia yang punya karakter
kuat dan bertanggungjawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar