BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan Islam
adalah ilmu yang mempelajari kerangka konsep, prinsip, fakta serta teori pendidikan
bersumber dari ajaran Islam yang mengarahkan kegiatan pembinaan pribadi anak
dengan sengaja dan sadar dilakukan oleh seorang pendidik untuk membina pribadi
muslim yang takwa. ( Syafruddin, Dkk, 2009 :29 ). Sedangkan pendidikan selain Islam,
tidak terlalu memprioritaskan pada unsur-unsur dan nilai-nilai keislaman, yang
menjadi prioritas hanyalah pemenuhan kebutuhan indrawi semata.Di sini para
pendidik muslim mempunyai satu kewajiban dan tanggung jawab untuk menyampaikan
ilmu yang dimilikinya kepada anak didiknya, baik melalui pendidikan formal
maunpun non formal.
Sedangkan
globalisasi secara harfiah berasal dari kata global yang berarti sedunia atau sejagat. Menurut A.
Qodry Azizi, menyebut bahwa era globalisasi berarti terjadinya pertemuan dan
gesekan nilai-nilai budaya dan agama diseluruh dunia yang memanfaatkan jasa
komunikasi, transformasi, dan informasi yang merupakan hasil modernisasi di
bidang teknologi.
Pendidikan Islam bukan sekedar
proses penanaman ajaran islami untuk membentengi diri dari perbuatn dosa dan
siksa ukhrowi. Tetapi yang paling penting adalah bagaimana nilai ajaran yang
telah ditanamkan pendidikan Islam mampu berperan sebagai pembebas dari himpitan
kebodohan dan keterbelakangan dalam segala hal, baik itu urusan akhirat maupun
dunia yang mencakup berbagai ilmu termasuk tekhnologi modern era ini.
Namun kenyataannya pendidikan islam
belum bisa berjalan dan memainkan peran nya sebagai filter efek globalisasi,
Hal ini tentunya menjadi sebuah masalah besar yang harus segera dibenahi dan
dicari jalan keluarnya. Karena hidup di masa ini kita tidak akan bisa pungkiri
bahwa kecanggihan tekhnologi merupakan kebutuhan sekunder, yang mana jika Islam
tidak bisa relevan dengan hal ini maka perlahan tapi pasti umat akan
meninggalkan ajaran Islam dan menjadi budak tekhnologi di era globalisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A . MASALAH PENDIDIKAN ISLAM DI ERA GLOBALISASI
Islam adalah agama universal yang berlaku sepanjang zaman,
karena itu ada tingkat kemajuan manapun Islam akan dapat menjadi dasar pijakan manusia ( Toto, Dkk, 1996:38 ).
Dengan demikian semaju dan secanggih apapun tekhnologi yang muncul di era ini Islam
harus bisa menjadi filter untuk mengantisipasi dampaknya.
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa dampak positif dari
kemajuan tekhnologi sampai kini, adalah bersifat fasilitatif (memudahkan)
kehidupan yang hidup sehari hari sibuk dengan berbagai problematika yang
semakin mengemelut (M.Arifin,1991:8). tekhnologi memberi kemudahan dalam segala
aspek kehidupan yang kita jalani
sekarang ini sehingga pekerjaan yang semula berat dan akan memakan waktu dan
biaya yang banyak bisa terasa lebih mudah,murah dan meriah.
Disisi lain kemajuan tekhnologi tentunya juga melahirkan
dampak negative dalam segala hal, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia
pendidikan terkhusus pendidikan islam. Sehingga dengan demikian maka pendidikan
islam harus bisa menyeimbangkan diri terhadap kemajuan tekhnologi yang dengan
demikian dampak negative dari kemajuan tekhnologi di era globalisasi ini bisa
di minimalisir.
Globalisasi juiga menggeser dan memberikan perubahan bagi
kehidupan, pola fikir maupun gaya masyarakat muslim saat ini. Menurut Muslim
Simbolon S.Ag, sedikitnya ada tiga karakter manusia saat ini yang disebabkan
efek dari globalisasi ya’ni :
1. Prakmatis
Manusia globalisasi tidak lagi akan
berbicara dan berpikir tentang ikhlas beramal dan “Lillahi ta’ala”, tapi masyarakat akan berpikir tentang apa yang
akan saya dapatkan jika saya melakukan
sesuatu, karena semua berpikir bahwa segala sesuatu diukur dengan materi.
2. Praktis
Dengan kemajuan yang ada saat ini, masyarakat era
globalisasi tidak lagi mau memperoleh sesuatu dengan cara yang susah tapi merka
akan berpikir dan berbuat sesuatu secara cepat dan gampang.
3. Individualitas
Dengan
banyaknya prodik tekhnologi yang muncul saat ini maka masyarakat era ini merasa
bahwa mereka mampu untuk melakukan segala hal dengan sendiri tanpa bantuan
orang lain, semua sibuk dengan aktivitass masing-massing.
Oleh karena itu pendidikan beserta kelembagaannya harus
melakukan inovasi dan peka terhadaap perubahan sosial, maka perencanaan pendidikan harus mulai dari identifikasi
kebutuhan yaitu kebutuhan perkembangan anak didik dan masyrakat seirama dengan
perkembangan tekhnologi yang dibutuhkan
masyarakat ( M.Arifin, 1991:10).
Pendidikan
Islam diakui keberadaannya dalam sistem pendidikan yang terbagi menjadi tiga
hal. Pertama, Pendidikan Islam sebagai lembaga diakuinya keberadaan
lembaga pendidikan Islam secara Eksplisit. Kedua, Pendidikan Islam
sebagai Mata Pelajaran diakuinya pendidikan agama sebagai salah satu pelajaran
yang wajib diberikan pada tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Ketiga, Pendidikan
Islam sebagai nilai (value) yakni ditemukannya nilai-nilai islami dalam
sistem pendidikan.
Walaupun
demikian, pendidikan islam tidak luput dari problematika yang muncul di era
global ini. Menurut Prof. Haidar Putra Daulay terdapat dua faktor dalam
problematika tersebut, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor Internal
a.
Relasi Kekuasaan dan Orientasi Pendidikan Islam
b.
Masalah Kurikulum
c.
Pendekatan/Metode Pembelajaran
d.
Profesionalitas dan Kualitas SDM
e.
Biaya Pendidikan
2.
Faktor Eksternal
a.
Dichotomic
b.
To General Knowledge
c.
Lack of Spirit of Inquiry
d.
Memorisasi
e.
Certificate Oriented
B . SOLUSI MASALAH PENDIDIKAN ISLAM DI ERA GLOBALISASI
Pendidikan
memiliki keterkaitan erat dengan globalisasi. Pendidikan tidak mungkin
menisbikan proses globalisasi yang akan mewujudkan masyarakat global ini. Dalam
menuju era globalisasi, indonesia harus melakukan reformasi dalam proses
pendidikan, dengan tekanan menciptakan sistem pendidikan yang lebih
komprehensif, dan fleksibel, sehingga para lulusan dapat berfungsi secara
efektif dalam kehidupan masyarakat global demokratis. Untuk itu, pendidikan
harus dirancang sedemikian rupa program pendidikan harus diperbaharui, dibangun
kembali atau dimoderenisasi sehingga dapat memenuhi harapan dan fungsi yang
dipikulkan kepadanya. Sedangkan solusi pokok menurut Rahman adalah pengembangan
wawasan intelektual yang kreatif dan dinamis dalam sinaran dan terintegrasi dengan
Islam harus segera dipercepat prosesnya. Sementara itu, menurut Tibi, solusi
pokoknya adalah secularization, yaitu
industrialisasi sebuah masyarakat yang berarti diferensiasi fungsional dari
struktur sosial dan sistem keagamaannya.
Pendidikan Islam harus memiliki
beberapa strategi dalam menghadapi tantangan modernisasi dan kemajuan
tekhnologi yang diantaranya :
·
Motivasi
kreativitas anak didik kearah pengembangan iptek dimana ajaran islam sebagai
acuannya.
·
Mendidik
ketermpilan memanfaatkan produk iptek bagi kesejahteraan hidup umat manusia
pada umumnya dan umat islam pada khusunya
·
Menciptakan
jalinan yang kuat antara ajaran agama dan iptek, dan hubungan yang akrab dengan
para ilmuan yang memegang otoritas iptek dalam bidang masing masing.
·
Menanamkan
sikap dan wawasan yang luas terhaaddap kehidupan masa depan umat manusia
melalui kemampuan menginterprestasikan ajaran agama dari sumber sumbernya yang
murni dan kontekstual dengan kehidupan manusia (Djamaluddin,Dkk,1999:28).
Selain strategi diatas, pendidikan islam perlu melakukan
beberapa pendekatan terhadap sains dan tekhnologi, sedikitnya ada lima
pendekatan yang harus dilakukan pendidikan islam, yaitu :
1.
Menunjukkan
bagaimana islam mendorong, membangkitkan, dan mengilhami penemuan sains dan
tekhnologi
2.
Mengulas
sumbangan umat islam terhadap sains dan tekhnologi.
3.
Membaca
secara filsafi nisbah islam, sains dan tekhnologi.
4.
Menentukan
apakah ada sains islami.
5.
Menggambarkan
bagaimana perkembangan sains dan tekhnologi dewasa ini (Syafruddin, 2008:174).
Dengan memperhatikan solusi, strategi dan pendekatan diatas
pendidikan Islam akan bisa mengimbangi kemajuan tekhnologi yang kemudian akan
meminimkan dampak negative yang dapat ditimbulkannya.
BAB III
KESIMPULAN
Dari beberapa penjelasan singkat diatas, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai
berikut :
Hakikat
pendidikan Islam ialah untuk membimbing anak didik dalam perkembangan dirinya,
baik jasmani maupun rohani menuju terbentuknya kepribadian yang utama pada anak
didik nantinya yang didasarkan pada hukum-hukum islam. Sedangkan hakikat dari
Globalisasi bukan sekedar banjir barang, melainkan akan melibatkan aspek yang
lebih luas, mulai dari keuangan, pemilikan modal, pasar, teknologi, daya hidup,
bentuk pemerintahan, sampai kepada bentuk-bentuk kesadaran manusia.
Problematika
Pendidikan Islam di era global ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor
internal yang didalmnya ada : Relasi Kekuasaan dan Orientasi Pendidikan Islam,
Masalah Kurikulum, Pendekatan/Metode Pembelajaran, Profesionalitas dan Kualitas
SDM, dan Biaya Pendidikan. Dan faktor
eksternal yang meliputi Dichotomic, To
General Knowledge, Lack of Spirit of Inquiry, Memorisasi, dan Certificate Oriented.
Solusi dari problematika tesebut ialah
pendidikan Islam harus dikembalikan kepada fitrahnya dengan tanpa
mengesampingkan dimensi-dimensi penting lainnya yang harus dikembangkan dalam
institusi pendidikan, baik formal, informal, maupun nonformal. Serta pendidikan
harus dirancang sedemikian rupa yang memungkinkan para peserta didik
mengembangkan potensi yang dimiliki secara alami dan kreatif dalam suasana
penuh kebebasan, kebersamaan, dan tanggung jawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar