Kamis, 15 Desember 2011

PENDIDIKAN ISLAM ERA GLOBALISASI


BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan Islam adalah ilmu yang mempelajari kerangka konsep, prinsip, fakta serta teori pendidikan bersumber dari ajaran Islam yang mengarahkan kegiatan pembinaan pribadi anak dengan sengaja dan sadar dilakukan oleh seorang pendidik untuk membina pribadi muslim yang takwa. ( Syafruddin, Dkk, 2009 :29 ). Sedangkan pendidikan selain Islam, tidak terlalu memprioritaskan pada unsur-unsur dan nilai-nilai keislaman, yang menjadi prioritas hanyalah pemenuhan kebutuhan indrawi semata.Di sini para pendidik muslim mempunyai satu kewajiban dan tanggung jawab untuk menyampaikan ilmu yang dimilikinya kepada anak didiknya, baik melalui pendidikan formal maunpun non formal.
Sedangkan globalisasi secara harfiah berasal dari kata global yang berarti sedunia atau sejagat. Menurut A. Qodry Azizi, menyebut bahwa era globalisasi berarti terjadinya pertemuan dan gesekan nilai-nilai budaya dan agama diseluruh dunia yang memanfaatkan jasa komunikasi, transformasi, dan informasi yang merupakan hasil modernisasi di bidang teknologi.
Pendidikan Islam bukan sekedar proses penanaman ajaran islami untuk membentengi diri dari perbuatn dosa dan siksa ukhrowi. Tetapi yang paling penting adalah bagaimana nilai ajaran yang telah ditanamkan pendidikan Islam mampu berperan sebagai pembebas dari himpitan kebodohan dan keterbelakangan dalam segala hal, baik itu urusan akhirat maupun dunia yang mencakup berbagai ilmu termasuk tekhnologi modern era ini.
Namun kenyataannya pendidikan islam belum bisa berjalan dan memainkan peran nya sebagai filter efek globalisasi, Hal ini tentunya menjadi sebuah masalah besar yang harus segera dibenahi dan dicari jalan keluarnya. Karena hidup di masa ini kita tidak akan bisa pungkiri bahwa kecanggihan tekhnologi merupakan kebutuhan sekunder, yang mana jika Islam tidak bisa relevan dengan hal ini maka perlahan tapi pasti umat akan meninggalkan ajaran Islam dan menjadi budak tekhnologi di era globalisasi.



BAB II
PEMBAHASAN

A . MASALAH PENDIDIKAN ISLAM DI ERA GLOBALISASI

Islam adalah agama universal yang berlaku sepanjang zaman, karena itu ada tingkat kemajuan manapun Islam akan dapat menjadi  dasar pijakan manusia ( Toto, Dkk, 1996:38 ). Dengan demikian semaju dan secanggih apapun tekhnologi yang muncul di era ini Islam harus bisa menjadi filter untuk mengantisipasi dampaknya.
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa dampak positif dari kemajuan tekhnologi sampai kini, adalah bersifat fasilitatif (memudahkan) kehidupan yang hidup sehari hari sibuk dengan berbagai problematika yang semakin mengemelut (M.Arifin,1991:8). tekhnologi memberi kemudahan dalam segala aspek kehidupan  yang kita jalani sekarang ini sehingga pekerjaan yang semula berat dan akan memakan waktu dan biaya yang banyak bisa terasa lebih mudah,murah dan meriah.
Disisi lain kemajuan tekhnologi tentunya juga melahirkan dampak negative dalam segala hal, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia pendidikan terkhusus pendidikan islam. Sehingga dengan demikian maka pendidikan islam harus bisa menyeimbangkan diri terhadap kemajuan tekhnologi yang dengan demikian dampak negative dari kemajuan tekhnologi di era globalisasi ini bisa di minimalisir.
Globalisasi juiga menggeser dan memberikan perubahan bagi kehidupan, pola fikir maupun gaya masyarakat muslim saat ini. Menurut Muslim Simbolon S.Ag, sedikitnya ada tiga karakter manusia saat ini yang disebabkan efek dari globalisasi ya’ni :
1.      Prakmatis
Manusia globalisasi tidak lagi akan berbicara dan berpikir tentang ikhlas beramal dan “Lillahi ta’ala”, tapi masyarakat akan berpikir tentang apa yang akan  saya dapatkan jika saya melakukan sesuatu, karena semua berpikir bahwa segala sesuatu diukur dengan materi.
2.      Praktis
Dengan kemajuan yang ada saat ini, masyarakat era globalisasi tidak lagi mau memperoleh sesuatu dengan cara yang susah tapi merka akan berpikir dan berbuat sesuatu secara cepat dan gampang.
3.      Individualitas
Dengan banyaknya prodik tekhnologi yang muncul saat ini maka masyarakat era ini merasa bahwa mereka mampu untuk melakukan segala hal dengan sendiri tanpa bantuan orang lain, semua sibuk dengan aktivitass masing-massing.
Oleh karena itu pendidikan beserta kelembagaannya harus melakukan inovasi dan peka terhadaap perubahan sosial, maka perencanaan  pendidikan harus mulai dari identifikasi kebutuhan yaitu kebutuhan perkembangan anak didik dan masyrakat seirama dengan perkembangan tekhnologi yang dibutuhkan  masyarakat ( M.Arifin, 1991:10).
Pendidikan Islam diakui keberadaannya dalam sistem pendidikan yang terbagi menjadi tiga hal. Pertama, Pendidikan Islam sebagai lembaga diakuinya keberadaan lembaga pendidikan Islam secara Eksplisit. Kedua, Pendidikan Islam sebagai Mata Pelajaran diakuinya pendidikan agama sebagai salah satu pelajaran yang wajib diberikan pada tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Ketiga, Pendidikan Islam sebagai nilai (value) yakni ditemukannya nilai-nilai islami dalam sistem pendidikan.
Walaupun demikian, pendidikan islam tidak luput dari problematika yang muncul di era global ini. Menurut Prof. Haidar Putra Daulay terdapat dua faktor dalam problematika tersebut, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor Internal
a. Relasi Kekuasaan dan Orientasi Pendidikan Islam
b. Masalah Kurikulum
c. Pendekatan/Metode Pembelajaran
d. Profesionalitas dan Kualitas SDM
e. Biaya Pendidikan
2. Faktor Eksternal
a. Dichotomic
b. To General Knowledge
c. Lack of Spirit of Inquiry
d. Memorisasi
e. Certificate Oriented

B . SOLUSI MASALAH PENDIDIKAN ISLAM DI ERA GLOBALISASI

Pendidikan memiliki keterkaitan erat dengan globalisasi. Pendidikan tidak mungkin menisbikan proses globalisasi yang akan mewujudkan masyarakat global ini. Dalam menuju era globalisasi, indonesia harus melakukan reformasi dalam proses pendidikan, dengan tekanan menciptakan sistem pendidikan yang lebih komprehensif, dan fleksibel, sehingga para lulusan dapat berfungsi secara efektif dalam kehidupan masyarakat global demokratis. Untuk itu, pendidikan harus dirancang sedemikian rupa program pendidikan harus diperbaharui, dibangun kembali atau dimoderenisasi sehingga dapat memenuhi harapan dan fungsi yang dipikulkan kepadanya. Sedangkan solusi pokok menurut Rahman adalah pengembangan wawasan intelektual yang kreatif dan dinamis dalam sinaran dan terintegrasi dengan Islam harus segera dipercepat prosesnya. Sementara itu, menurut Tibi, solusi pokoknya adalah secularization, yaitu industrialisasi sebuah masyarakat yang berarti diferensiasi fungsional dari struktur sosial dan sistem keagamaannya.
            Pendidikan Islam harus memiliki beberapa strategi dalam menghadapi tantangan modernisasi dan kemajuan tekhnologi yang diantaranya :
·         Motivasi kreativitas anak didik kearah pengembangan iptek dimana ajaran islam sebagai acuannya.
·         Mendidik ketermpilan memanfaatkan produk iptek bagi kesejahteraan hidup umat manusia pada umumnya dan umat islam pada khusunya
·         Menciptakan jalinan yang kuat antara ajaran agama dan iptek, dan hubungan yang akrab dengan para ilmuan yang memegang otoritas iptek dalam bidang masing masing.
·         Menanamkan sikap dan wawasan yang luas terhaaddap kehidupan masa depan umat manusia melalui kemampuan menginterprestasikan ajaran agama dari sumber sumbernya yang murni dan kontekstual dengan kehidupan manusia (Djamaluddin,Dkk,1999:28).
Selain strategi diatas, pendidikan islam perlu melakukan beberapa pendekatan terhadap sains dan tekhnologi, sedikitnya ada lima pendekatan yang harus dilakukan pendidikan islam, yaitu :
1.      Menunjukkan bagaimana islam mendorong, membangkitkan, dan mengilhami penemuan sains dan tekhnologi
2.      Mengulas sumbangan umat islam terhadap sains dan tekhnologi.
3.      Membaca secara filsafi nisbah islam, sains dan tekhnologi.
4.      Menentukan apakah ada sains islami.
5.      Menggambarkan bagaimana perkembangan sains dan tekhnologi dewasa ini (Syafruddin, 2008:174).
Dengan memperhatikan solusi, strategi dan pendekatan diatas pendidikan Islam akan bisa mengimbangi kemajuan tekhnologi yang kemudian akan meminimkan dampak negative yang dapat ditimbulkannya.

BAB III
KESIMPULAN
Dari beberapa penjelasan singkat diatas, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
Hakikat pendidikan Islam ialah untuk membimbing anak didik dalam perkembangan dirinya, baik jasmani maupun rohani menuju terbentuknya kepribadian yang utama pada anak didik nantinya yang didasarkan pada hukum-hukum islam. Sedangkan hakikat dari Globalisasi bukan sekedar banjir barang, melainkan akan melibatkan aspek yang lebih luas, mulai dari keuangan, pemilikan modal, pasar, teknologi, daya hidup, bentuk pemerintahan, sampai kepada bentuk-bentuk kesadaran manusia.
Problematika Pendidikan Islam di era global ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor internal yang didalmnya ada : Relasi Kekuasaan dan Orientasi Pendidikan Islam, Masalah Kurikulum, Pendekatan/Metode Pembelajaran, Profesionalitas dan Kualitas SDM, dan Biaya Pendidikan. Dan faktor eksternal yang meliputi Dichotomic, To General Knowledge, Lack of Spirit of Inquiry, Memorisasi, dan Certificate Oriented.
Solusi dari problematika tesebut ialah pendidikan Islam harus dikembalikan kepada fitrahnya dengan tanpa mengesampingkan dimensi-dimensi penting lainnya yang harus dikembangkan dalam institusi pendidikan, baik formal, informal, maupun nonformal. Serta pendidikan harus dirancang sedemikian rupa yang memungkinkan para peserta didik mengembangkan potensi yang dimiliki secara alami dan kreatif dalam suasana penuh kebebasan, kebersamaan, dan tanggung jawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer

Bujang Lapok

Bujang Lapok
Bersama Feri, Ari, Fitrah dan Rudi