Kamis, 15 Desember 2011

TRANSFORMASI NILAI DAN IDENTITAS IKATAN MEMBENTUK SENDI SENDI KEBUDAYAAN BANGSA YANG BERDAULAT


MUKHRIZAL ARIF
PC IMM KOTA MEDAN
I.         Identitas Bangsa di Tengah Arus Globalisasi
IDENTITAS dilihat dari aspek waktu bukanlah suatu wujud yang sudah ada sejak semula dan tetap bertahan dalam suatu esensi yang abadi. Sedangkan dilihat dari aspek ruang juga bukan hanya satu atau tunggal, tetapi terdiri dari berbagai lapisan identitas. Lapis-lapis identitas itu tergantung pada peran-peran yang dijalankan, keadaan objektif yang dihadapi, serta ditentukan pula dari cara menyikapi keadaan dan peran tersebut.
Dengan demikian, di satu sisi identitas akan terbentuk berdasarkan kemauan kita sendiri, sedangkan di sisi lain identitas akan sangat tergantung dari kekuatan-kekuatan objektif yang terjadi di sekitar kita yang mengharuskan kita untuk meresponsnya. Dan, respons tersebut secara tidak langsung juga memberi bentuk lain terhadap apa yang kita anggap sebagai diri kita saat ini.
Identitias bukanlah suatu yang selesai dan final, tetapi merupakan suatu kondisi yang selalu disesuaikan kembali, sifat yang selalu diperbaharui, dan keadaan yang dinegosiasi terus-menerus, sehingga wujudnya akan selalu tergantung dari proses yang membentuknya. Perjalanan sejarah bangsa ini, ketika memasuki era reformasi justru dipenuhi khaos, tambal sulam, bahkan tanpa persiapan yang mamadai untuk menciptakan suatu strategi kebudayaan. Maka ketika arus informasi dibuka dengan lebar, sejalan itu pula televisi telah membentuk kebudayaan massa yang serba cepat.
Semakin maraknya semangat globalisasi membuat berbagai negara semakin gencar terlibat dalam interaksi global. Baik itu dalam skala bilateral, regional, ataupun multilateral. Semua orang juga sekarang semakin bergerak menyatu menjadi sebuah masyarakat dunia, terutama dengan adanya internet. Namun semakin dunia bersatu, keberadaan identitas sebuah bangsa menjadi semakin penting, terutama karena identitas bangsa yang akan menjadi landasan kita dalam mengembangkan potensi yang dimiliki negara ini. Agar dapat bertahan dari derasnya arus perubahan di era globalisasi ini, Indonesia perlu segera melakukan revitalisasi terhadap identitas bangsanya.
Secara umum, identitas bangsa memiliki tiga fungsi utama. Pertama, sebagai pemersatu. Kedua, sebagai ciri khas yang membedakan sebuah bangsa dari bangsa yang lain. Ketiga, sebagai pegangan atau landasan bagi sebuah negara untuk berkembang atau mewujudkan potensi yang dimiliki.
Pembentukan identitas dan karkater bangsa sebagai sarana bagi pembentukan pola pikir (mindset) dan sikap mental, memajukan adab dan kemampuan bangsa merupakan tugas utama pembangunan kebudayaan nasional. Dalam berbagai wacana, pembicaraan tentang pembangunan dan pengembangan kebudayaan nasional sering mengemuka. Namun strategi kebudayaan nasional untuk menjawab wacana tersebut belum banyak dikemukakan dan dirancang selama lebih dari setengah abad usia negara ini.
Padahal, gagasan kebudayaan nasional Indonesia yang menyangkut kesadaran dan identitas sebagai satu bangsa sudah dirancang saat bangsa kita belum merdeka. Hampir dua dekade sesudah Boedi Oetomo, Perhimpunan Indonesia telah menanamkan kesadaran tentang identitas Indonesia dalam Manifesto Politiknya (1925), yang dikemukakan dalam tiga hakikat, yaitu:
(1) kedaulatan rakyat,
(2) kemandirian, dan
(3) persatuan Indonesia.
Gagasan ini kemudian segera direspons dengan semangat tinggi oleh Sumpah Pemuda pada tahun 1928.
Berdasarkan kenyataan tersebut sebenarnya ada dua hal pokok yang perlu menjadi titik tolak utama dalam “membentuk” kebudayaan nasional, yaitu identitas nasional dan kesadaran nasional. Di masa awal Indonesia merdeka misalnya, identitas nasional ditandai oleh bentuk fisik dan kebijakan umum bagi seluruh rakyat Indonesia (di antaranya adalah penghormatan kepada Sang Saka Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, Bahasa Indonesia, dan seterusnya). Sementara kesadaran nasional dipupuk dengan menanamkan gagasan nasionalisme dan pluralisme. Kesadaran nasional selanjutnya dijadikan dasar dari keyakinan akan perlunya memelihara dan mengembangkan harga diri bangsa, harkat dan martabat bangsa sebagai upaya untuk melepaskan bangsa ini dari subkordinasi (ketergantungan, ketertundudukan, keterhinaan) terhadap bangsa asing.
II.                Transormasi Nilai dan Identitas Ikatan
Jika dilihat dalam undang-undang ikatan yakni AD dan ART Ikatan, tujuan ikatan yakni terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia guna mencapai cita-cita Muhammadiyah. Melihat dari tujuan ikatan kita dapat meraba apa yang sebenarnya yang dicita-citakan oleh ikatan. Disini menggambarkan bahwa ikatan memiliki tujuan yang sinergis dengan muhammadiyah, maka apa yang dilakukan oleh ikatan guna mencapai apa yang telah dicita-citakan oleh Muhammadiyah. Sebelumnya ada syarat guna mencapai apa yang dicita-citakan bersama tadi, yaitu harus melihat kata sebelumnya. Kata tersebut menjadi penting, dikarenakan melihat oreintasi ikatan didirikan dan mau dibawa kemana. Kata terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia merupakan suatu gambaran seorang kader ikatan dalam mengaktualisasikan dirinya pada masyarakat atau yang lain. Kader disini memiliki pola fikir atau krangka ananalisis yang rasional, ilmiah, memiliki keshalehan sosial dan individual. Kata akademisi Islam yang berakhlak mulia merupakan suatu kata yang integral tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain dikarenakan kalau dipaksa dipisahkan akan menghasilkan makna yang berbeda sehingga menjadi kabur dan kurang jelas.
Membentuk Akademisi islam yang berakhlak mulia merupakan bagian dari usaha dalam mewujudkan masyarakat islam yang sebenar benarnya yang pada akhirnya pasca terbentuknya masyarakat tersebut, maka diharapka dapat membentuk dan menghantarkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang Berperadaban Progresif.
Peradaban Progresif memiliki ciri khas masyarakat social yang tidak berbasis kepada keputus-asaan (pesimisme) melainkan pada (optimisme).dalam Basasa Max Horkheimer dan welter Benjamin, Perubahan masyarakat itu hendaknya berbasis pada kekuatan kritis yang dibangun ditengah tengah inti masyarakat yang menghargai ruang individu (Piet H Khaidir : Nalar kemanusiaan : 349)
Dalam menuju dan membentuk kedaulatan bangsa serta dalam menuju peradaban yang progresif maka diperlukanlah formula yang tepat dan progresif pula. Maka transformasi nilai dan identitas Ikatana merupakan salah satu formula yang pas dan tepat dalam upaya mencapai dan menuju hal tsb.
Identitas Ikatan
Untuk terus mengembangkan hidup dan kehidupan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah serta amal geraknya maka perlu ditegaskan identitas IMM sebagai berikut :
-Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah organisasi kader yang bergerak di bidang keagamaan, kemasyrakatan dan kemahasiswaan dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.
-Sesuai dengan gerakan Muhammadiyah maka Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah memantapkan gerakan dakwah di tengah-tengah masyarakat khususnya di kalangan mahasiswa.
-Setiap anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah harus mampu memadukan kemampuan ilmiah dan akidah.
-Oleh karena setiap anggota harus tertib dalam ibadah, tekun dalam study dan mengamalkan ilmunya untuk menyatalaksanakan ketaqwaan dan pengabdiannya kepada Allah SWT.

PENJELASAN IDENTITAS IMM
I. Pengalaman sejarah mengajarkan kepada kita bahwa suatu organisasi didalam melintasi perjalanan hidupnya akan bergerak secara mantap apabila identitas atau kepribadiannya atau syakhsyiahnya nampak jelas dan tegas.
Selama identitas itu masih kabur maka “raison de etre” dari organisasi itu akan tetap dipersoalkan yakni apakah organisasi itu mampu menjawab tantangan jamannya atau tidak. Selain itun masih juga dipersoalkan apakah organisasi itu dengan identitasnya Assuoh benar-benar dikembangkan untuk merealisir idea kelahirannya.
Hal seperti ini berlaku pula dengan ikatan kita, yang bertujuan mebentuk akademisi islam yang berkahlaq mulia dalam rangka mewujudkan tujuan muhammadiyah, maka perlu identitas dirumuskan dalam suatu formulasi yang jelas, namun harus diingat bahwa identitas ini harus inherent dalam tubuh Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sejak ia lahir di tengah-tengah masyarakat bangsa Indonesia.
Dalam pada itu harus diingat pula identitas dengan adanya identitas Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang telah dirumuskan di atas sama sekali tidak tergantung makana bahwa Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah memiliki kepribadian berbeda dengan kepribadian Muhammadiyah, sehingga seolah-olah memiliki kepribadian ganda. Kepribadian Muhammadiyah adalah secara concerent juga kepribadian Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, akan tetapi karena fungsi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sebagai exponen mahsiswa dalam tubuh Muhammadiyah memiliki ciri-ciri khusus.
Dan sebagai Ikatan dari Mahasiswa Muhammadiyah ia juga memiliki ciri-ciri yang membedakannya dari perkumpulan mahasiswa lainnya. Ciri-ciri khusus yang membedakannya dari organisasi mahasiswa lain itulah yang dirumuskan dalam identitas Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.
II. Dalam gerak perjuangan didalam bidang keagamaan, kemasyrakatan dan kemahasiswaan untuk mencapai tujuan Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah telah meletakkan beberapa dasar falsafah, bagi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dasar falsafah yang dipegang adalah :
- Semua amal geraknya harus diabdikan untuk Allah semata.
- Keikhlasan harus senantiasa menjadi landasan geraknya.
- Ridho Allah SWT, harus menjadi ghayah terakhirnya, karena tanpa ridho-Nya tidak akan pernah ada sesuatu hasilnya yang bisa dicapai.
- Tenaga perbuatan (power of action) sangatlah menentukan karena nasib kita akan banyak tergantung akan usaha dan perbuatan kita sendiri.
- Falsafah Al-Ghayatu yabarriru al-washilah atau apa yang disebut “the oad justifies the means” haruslah disingkirkan jauh-jauh karena tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sebagai organisasi yang berpegang teguh pada ajaran nilai-nilai Islam penyakit kelelsuan berorganisasi atau perebutan jabatan dalam organisasi tidak bolah terjadi karena tujuan akhir perjuangan kita sekali lagi adalah ridho Allah dan bukan selainnya. Keikhlasan berjuang memang sengaja ditekankan, karena itu merupakan pokok bagi keberhasilan usaha kita, disamping itu selalu menjadi benteng yang kuat terhadap penyakit-penyakit patah semangat dan lain-lain kiranya sangat baik rangkaian kata-kata berikut selalu kita ingat :
- Semua orang pada hakekatnya mati kecuali yang berilmu.
- Semua yang berilmu akan bingung kecuali yang beriman.
- Semua yang beriman akan rugi, kecuali yang beramal shaleh.
- Semua yang beramal shaleh akan kecewa dan menyesal, kecuali yang ikhlas.
III. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah organisasi kader, jadi bukan organisasi massa. Pengertian Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sebagai organisasi kader harus ditafsirkan bahwa setiap Mahasiswa yang akan menjadi anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah tidak cukup hanya dengan memehami dan menyetujui AD dan ART Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah saja, akan tetapi ia harus bersedia dan sanggup mendukung secara aktif cita-cita dan program organisasi serta selalu berusaha untuk melaksanakan tuntutan-tuntutannya.
Konsekuensi logis dari watak organisasi kader yang demikian adalah mutlaknya pelaksanaan konsolidasi, kaderisasi dan kristalisasi yang bagi IMM 3 K merupakan organisasi “pourtujuors” atau kegiatan rutin bagi dirinya selain itu pengertian IMM kader ialah Muhammadiyah yakni intelegensia atau ulama yang akan menjadi tulang punggung dari pergerakan di lingkungan Muhammadiyah, IMM adalah pelopor, pelangsung, dan pelaksana amal usaha Muhammadiyah.
IV. Sikap daripada gerakan IMM adalah sama dengan Muhammadiyah, yakni gerakan adkwah islamiyah (amar makruf nahi mngkar). Sudah barang tentu usaha serta perjuangannya adalah sesuai dengan keadaan/kadar kemampuannya. Dalam uasaha-usaha yang besar, ia harus menggabungkan kekuatannya dengan Muhammadiyah, bahkan kadang-kadang harus sudah puas menjadi kekuatan suplementer bagi Muhammadiyah, pola-pola gerakan IMM pada pokoknya juga sama dengan perjuangan Muhammadiyah yakni :
- Pembinaan aqidah
- Penyebar luas ilmu ajaran-ajaran islam,
- Penyatalaksanaan amalan-amalan islam.
V. Setiap anggota IMM harus sanggup memadukan kemampuan ilmiah dan aqidah Islam penjelasan dari pengertian ialah bahwa selama studi setiap anggota IMM harus berusaha mencapai kemapuan ilmiah dibidangnya masing-masing sebaik mungkin sambil mengintegrasikan kemampuan ilmiah itu dengan aqidah guna persiapan perjuangan diamas depan. Oleh karena perjuangan yang panjang yang sesungguhnya (yakni lebih berat) akan kita hadapi di masa past studi atau setelah berakhirnya mahasiswa/kuliah. Kemampuan yang dipadukan dengan aqidah yang kokoh kiranya akan menentukan penyelamatan Islam dizaman modern ini. Kebanyakan ulama berpendapat bahwa salah satu permasalahan sentral yang dihadapi dunia Islam dan umatnya dari serbuan isme-isme, kultur dan perdaban non Islam terutama yang datang dari barat. Biasanya masyarakat Islam dalam menghadapi serbuan itu terpecah menjadi tiga golongan :
- Pertama : kaum konservatif, yang berpendirian umat islam bisa menyelamatkan dirinya dari pengaruh-pengaruh non Islam asal mau tetap berpegang teguh pada nilai-nilai tradisional yang sudah ada. Demikian pula gaya dan cara yang sudah estabished harus tetap diawetkan, karena dengan (hanya) inilah kemurnian Islam dijaga.
- Kedua : kaum dinamis yang beranggapan bahwa karena umat Islam sudah ketinggalan zaman dibandingkan dengan bangsa-bangsa barat maka, untuk mengejar ketingglan itu jalan satu-satunya adalah bersumber cultur barat dari semua segi-seginya. Mudah kita bayangkan kaum modernis ini kehilangan identitasnya sebagai islam kendatipun masih mendewakan dirinya sebagai seorang muslim tulen.
- Ketiga : kaum renaissance yang berkeyakinan bahwa islam pasti bisa menjawab persoalan-persoalan zaman asalkan umat islam sendiri sanggup menegakkan islam secara konsekuen. Kaum ini selalu berusaha menterjemahkan ajaran-ajaran islam menjadi realistis ditengah-tengah masyarakat modern, tidak isolatip dan tidak pula apriori terhadap kultur barat.
Jadi keharusan setiap anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dalam tertib ibadah dan tekun dalam studi, taqwa dalam pengabdiannya kepada Allah SWT. Ibadah adalah masalah pokok dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah terutama didalam kifayahnya yang benar senantiasa berjamaah. Kita harus sanggup melenyapkan kenyataan yang begitu ironis dilingkungan kita. Tekun dalam studi diharapkan kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah mampu menyelesaikan studi dengan kapasitas yang baik dan tepat waktu.
Terakhir, pengalaman ilmu bagi kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah merupakan kewajiban belajar (menuntut Ilmu), oleh karena trilogi kita adalah belajar, beramal, berjuang.
Menuju Diaspora Gerakan Ikatan
Ikatan dalam gerakanya terbagi menjadi dua macam dalam melakukan transformasi social. Gerakan yang dilakukan oleh ikatan dikarenakan ikatan secara kelahirannya terlahir dalam dua gerak yakni sebagai organisasi kader dan organisasi pergerakan. Ini merupakan takdir social yang berada di ikatan yang tidak dapat dinafikan tetapi tugas ikatan mengupayakan ikatan dapat menjelaskan dan mencipataka secara social yang lebih baik dan humanis. Sejarah yang berkembang selama ini merupakan perkebangan materialism dialektik dikarenakan dalam peradaban unsure yang dominant merupakan nafsu kekuasaan dan menjajah bukan memanusiaakan. Hal ini dapat dilihat dari peradaban barat dengan semboyan yang dimiliki untuk melakukan imprealismenya good, gospel and glory. Oleh karena itu tugas ikatan menjadikan perkembangn sejarah lebih humanis dan religius, ini dapat dilihat dari bentuk transformasi social yang dilakukan oleh para nabi sebagai utusan Tuhan.
Bentuk diaspora gerakan sebenarnya sudah dilaksanakan oleh KH. Ahmad Dahlan dengan pesan yang singkat tetapi memberikan arti dan makna; “Jadilah kamu seorang insinyur, dokter, matri tetapi kembalilah untuk Muhammadiyah”. Anjuran yang dilakukan oleh KH. Ahmad Dahlan merupakan pilihan yang tepat dan konstekstual diterapkan pada ikatan atapun Muhammadiyah. Sederhananya Muhammadiyah ingin bahwa umatnya memiliki pengetahuan yang beragam tetapi mereka memiliki tidak lalai bahwa yang membesarkan mereka merupakan Muhammadiyah. Kepulangan ke Muhammadiyah yang diharapakan memberikan pengetahuan yang baru dan untuk mengembangkan gumna mewujudkan Muhammadiyah yang makin peka terhadap realitas social. Tetapi sebelum melakukan diaspora gerakan KH. Ahmad Dahlan memberikan ethic yang membedakan seorang kader itu, memilii kepekaan terhaap Muhammadiyah atau tidak.
Bentuk dispora kedalam. Diaspora ikatan kedalam merupakan suatu kewajiban bagi ikatan dan tidak dapat ditinggalkan dikarenakan ikatan merupakan organisasi kader dan bertugas untuk menjadi penerus dan penyempurna Muhammadiyah. Apa yang dilakukan oleh ikatan merupakan penguatan jaringan dengan Muhammadiyah dan memberikan dorongan serta teguran bagi Muhammadiyah yang tidak menjalankan amanatnya secara konsekuen. Ikatan dalam konstribusi pada Muhammadiyah dalam bagian disiplin keilmuan masing-masing kader dan melkukan perberdayaan guna mempersiapkan masyarakat yang berilmu sebagai cirri dari khoirul umat (masyarakat utama), dalam bahsa yang dignakan oleh Muhammadiyah. Ikatan mendelegasikan kader terbaiknya guna mewarnai Muhammadiyah dan memberikan corak yang berbeda dengan ortom yang lain di Muhammadiyah. Ikatan mengantarkan kader terbaik untuk memberikan pencerahan pada Muhammadiyah dan perluasan jaringan guna dapat mengembangkan bakat dan minat kader sesuaid engan disiplin keilmuannya sehingga dalam mengamdi dalam Muhammadiyah bersikap professional bukan sekedar kader. Pengabdian yang bersifat professional pada Muhammadiyah ini mencirikan ikatan sebagai gerakan yang professional dan sebagai cirri dari gerakan ilmu yang didasari, serta dikampayekan pada ikatan terus-menerus (kontiyu) oleh ikatan.
Bentuk diaspora keluar. Diaspora keluar merupakan bentuk keniscayaan yang dilakukan oleh ikatan guna menciptakan masyarakat yang diidealkan oleh ikatan. Disapora keluar ini dalam ikatan terbagi mejadi dua macam ikatan secara kolektif dan kader ikatan secara individu. Bentuk diaspora gerakan dalam bentuk secara individu merupakan sesuai dengan disiplin keilmuan kader dan spesialisasi yang dimiliki oleh masing-masing kader dalam melakukan perubahan social. Kader dalam ikatan bersikap mandiri dan memiliki tujuan yang sama dalam menciptakan masyarakat yang telah diidealkan. Ikatan yang secara individual berkumpul dengan golongan yang professional dan yang dilakukan oleh kader mengupayakan gerakan transformasi kesadaran dan mengajak untuk melkukan gerakan kebudayaan guna menciptakan masyarakat yang berkeadilan. Sifat dari ikatan ini dalam gerakan yang dilakukan dengan dua cra sebagai gerakan social dan gerakan kebudayaan. Gerakan social yang dilakukan oleh individu kader yang berkumpul dengan kaum professional menjadikan gerakan social yang spesifik dan menuju isu tertentu, bukan politis tetapi menyikapi realitas yang nyata-nyata riil terjadi. Individu kader dalam gerakannya bersifat mandiri atapun berkumpul dengan golongan yang professional, ini dikarenakn dapat dilihat dari masing-masing latar belakang dan disiplin keilmuan kader yang berbeda, maka dalam gerakannya pun bersifat diaspora dan bukan satu arah tetapi dari berbagai arah dalam tujuan yang sama.
Ikatan yang terdiri dari berbagai individu yang berkesadaran maka dalam ikatan secara otomatis, ia memiliki kesadaran kolektif yang sama. Kesadaran kolektif yang sama ini bukan dalam dataran penyeragaman tetapi merupakan bentuk kesadaran yang dibutuhkan ikatan dalam bentuk ethic bukannya seragam dalam bentuk gerakan. Gerakan yang dilakukan oleh oraganisasi ikatan dalam kebijakannya berisfat beragam dan tidak dapat seragam dikarenakan latar belakang keilmuan kader yang beragam pula.gerakan yang beragama yang dilakukan oleh kolektif ikatan menjadikan suatu gerak serta cirri pergerakan ikatan yang berbeda dengan golongan yang lain. Ikatan dalam geraknya sesuaid engan keilmuan dan dibekali dengan ethic profetik, serta bentuk gerakan yang didasari oleh kesdaran ilmu bukannya ideologis. Ikan dalam hal ini sebagai organisasi pergerakan yang dilakukan dalam bentuk gerakannya ada empat macam; pertama dispora gerakan masuk kedalam berbagai macam system yang ada, kedua, penerjunan ikatan dalam praksis untuk melakukan pemberdayaan dan transformasi social kepada masyarakat atau kelompok yang termarginalkan, serta ketiga, pengalihan isu yang bersifat local dan kedaerahan dalam permasalahan social menjadi isu yang bersifat nasional, serta yang keempat melakukan koordinasi dengen berbagai pergerakan social yang berada dalam masyarakat guan menuntut keadilan bersama dalam satu isu yang sama dan tujuan yang sama dalam rangka menciptakan masyarakat yang telah diinginkan oleh ikatan.
Pertama, masuk kedalam system merupakan tujuan alam strategi perubahan dan cara untuk melakukan transformasi social. Ikatan sebagai gerakan intelektual profetik dengan basik keilmuan diharapkan dapat memasuki system yang ada dan bahkan menjadi pembuat kebijakan yang telah dikeluarkan dapat memihak kepada rakyat. Syarat dari kader yang masuk kedalam system yang paling utama melakukan transformasi kesadaran sehingga system tersebut berethic profetik dalam rangka mewujudkan system yang adil. Jika kader ikatan tidak dapat membuat kebijakan tersebut pali tidak ia cukup mewarnai dalam keijakan sehingga dihasilkan suatu bentuk kebijakan yang berkeadilan. Ikatan harus dapat megontrol kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah atau paling tidak membuat legal drafting yang telah dikeluarkan pemerintah gua menggantikan kebikajan yang tidak adil. Ikatan disini ,emerlukan lembaga-lembaga khusus dalam menangani permaslahan. Lembaga khusus ini merupakan suatu upaya memberikan tanggapan kepada Negara agar kebijakan sesuai dengan ethic profetik. Begitupula kader ikatan yang masuk kedalam partai politik dengan ikatan sudah tidak berkedudukan sebagai anggota ikatan, tetapi mereka merupakan kader ikatan. Kader ikatan ini harus memiliki ethic ikatan guna menciptakan kebijkan partai menjadi populis dan memihak kepada rakyat dengan menciptakan politik diarahkan untuk kepentingan kemanusiaan bukan dasar kepentingan pragmatis. Jika kader ikatan tidak dapat mempemgaruhi maka sebaiknya bagi kader ikatan keluar dari system dan membentuk system baru guna mewujudkan transformasi social agar tercipta khoirul ummah.
Kedua, pembentukan system yang adil dan berpihak kepada kemanusiaan merupakan suatu keniscayaan. Pembentukan ini merupakan penerjunan langsung bagi ikatan untuk melakukakan pemberdayaan langsung pada kelompok yang termarginalkan oleh kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah. Penerjunan ikatan dalam melakukan transformasi dengan mengembangkan desa binaan dan pemberdayaan kaum yang termarginal. Pendampingan yang dilakukan ikatan bersifat kontiyu dan trus menerus sehingga masyarakat memiliki keasdaran dan bersikap kritis. Ikatan dalam hal ini merupakan pengabdian dari gerakan yang telah dilakukan oleh LSM dalam melakukan pemberdayaan terhadap masyarakat. Transformasi yang dilakukan oleh ikatan berbeda dengan LSM dikarenakan ikatan memiliki ethic profetik dan bentuk transfoemasi yang berbeda pula, serta tujuan yang diinginkan oleh ikatan juga berbeda. Pemberdayaan bentuk transfoemasi dalam masyarakat bersikap langsung dengan menganggap bahwa masyarakt sebagai subjek perubahan dan memberikan penyadaran dalam bentuk gerakan social atau gerakan kebudayaan. Gerakan kedua dalam masyarakat didasarkan pada ilmu sehingga dapat mentransformasikan kepada masyarakat sebagai masyarak yang berilmu, bersikap kritis, ilmiah, rasional, terbuka, tidak terkungkung mitos, tradisi dan tak berfikir material. Bentuk transformasi yang dilakukan oleh ikatan berdasarkan ethic profetik guna menciptakan garden city.
Ketiga, isu bersifat local merupakan suatu permasaahan nasinal meruapakan rasa empati dari gerakan masyarakat yang harus didukung dan mendapatkan advoasi dari bentuk gerakan ikatan dan merupakan suatu keharusan. Dalam peta gerakan social sekarang masyarakat mulai tercerahkan dan mulai peka terhdap ketidak adilan yang dilakukan oleh pemerintah maka memunculkan gerakan social. Gerakan social yang sekarang berkembang sangat menyebar dan divergen dan permasalahan yang diangkap merupakan isu local dan berdampak atau menjadi isu nasional. Ikatan memiliki kesadaran yang peka dan melakukan pengkajian terhadap permasalahan yang terjadi serta memberikan suatu jalan penyelesaian agar lebih baik. pengembangan isu merupakan langkah gerakan ikatan untuk memberikan rasa solidaritas terhadap suatu kelompok dalam melakukan pembaharuan. Pengalihan in diharapkan dapat merubah suatu kebijakan yang telah dikeluarkan agar dapat ditinjau ulang atau bahkan dihentikan.
Keempat, ikatan melakukan kerjasama perluasan jaringan yang melakukan pemberdayaan terhadap masyarakat. Kerjasama yang dilakukan oeh ikatan gun amemberikan dukugan secara moral dan material terhadap suatu bentuk pembedayaan terhadap masyarakat untuk dapat mandiri supaya tidak mengalami ketergantungan kepada Negara. Bahkan sewaktu-waktu ikatan mengadakan aksi bersama dengan seluruh elemen dari lembag social yag konsen terhadap permberdayaan gar terciptanya suatu keadilan dalam masyarakat. Gerakan social yang terfragmentasikan ini oleh ikatan di satukan dalam rangka menghadapi satu persolan yang sama yakni masalah kemiskinan dan kemanusiaan. Sedangkan untuk permaslahan yang lain spesifik seperti gender, masyarakat adat dan keagamaan, sikap ikatan ikut mengembil peran dan alih gerakan tersebut dengan cara melakukan transfomasi sesuai dengan tujuan dan yang dicita-citakan oleh ikatan. Ikatan melakukan dorongan dan membantu pemyelesaian apa yang dihapai oleh masing-masing gerakan dalam upaya transformasi social.
Gerakan diaspora ikatan baik alam bentuk keluar atapun kedalam merupakan ikatan mewujudkan masyarakat yang telah diidealkan. Masyarakat yang telah diidealkan suatu bentuk masyarakat yang berkeadilan dan menjungjung tinggi ham, serta hukum yang berlaku. Ikatan dalam mewujudkan itu semua berlomba degan waktu dan upaya melakukan rekonstrusi terhadap peradaban yang terjadi di barat dikarenakan mengalami ketimpangan, dimana terjadinya dehumanisasi bukannya peradaban merupakan bagian dari humanisasi manusia. Ikkatan melakukan perubahan social dalam bentuks transfoemasi atau kalu bisa jga dapat merubah kebijakan agar lebih memberikan makna kepada kaum miskin bukannya kaum pemodal.
Billahi fi sabilil haq
wassalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer

Bujang Lapok

Bujang Lapok
Bersama Feri, Ari, Fitrah dan Rudi