“Manusia
adalah tempat salah dan lupa”, demikian petuah classic
yang sudah akrab ditelinga kita. Apa yang
dikatakan petuah ini sejalan dengan ungkapan nabi dalam haditsnya yang
diriwayatkan oleh Anas bin Malik ra. bahwa “setiap
anak adam pernah bersalah”. Namun orang
bersalahpun dikatakan nabi juga masih punya peluang menjadi baik dengan cara
bertaubat “dan sebaik-baik orang bersalah
adalah mereka yang mau bertobat”. Dekatnya
jarak antara manusia dan dosa tak lain karena kepada manusia selain akal juga
diberikan nafsu. Nafsu inilah yang jika lepas dari kendali akal akan menghantarkan manusia kepada jurang
dosa.
Potensi sebagai makhluk
yang dekat dengan dosa ini sudah diprediksi oleh malaikat jauh sebelum manusia
itu dicipatkan, hal ini bisa kita lihat dalam QS. Al-baqaroh 30 dimana ketika
Allah berkata kepada malaikat bahwa Ia (Allah) akan menciptakan manusia sebagai
Khalifah dimuka Bumi, malaikat lantas berkata “mengapa Engkau hendak membuat dimuka bumi itu orang yang akan
menciptakan kerusakan dan menumpahkan darah”. Namun Allah dengan segala
ke-mahaannya menjawab “sesungguhnya aku
mengetahui apa yang tidak kamu (malaikat) ketahui”.
Namun, apakah karena
dosa sudah menjadi bahagian dari takdir manusia, lantas manusia tak perlu segan
untuk melakukannya ?. jelas tidak !. manusia adalah makhluk yang diberikan akal
dan kebebasan untuk berbuat oleh Allah, dimana kebebasan berbuat tersebut akan
dipertaggungjawabkan diwaktunya kelak. Akal inilah yang kemudian jika berada
dibawah payung syariat yang dibawa Nabi akan mampu menjadi kemudi yang baik
untuk mengontrol nafsu. Namun memfungsikan akal sebagai kemudi nafsu tidaklah
semuda menggoyangkan kepala ditengah alunan music. Karenya tak jarang jika
manusia harus jatuh terperosok dalam lumpur dosa dikedalaman jurang maksiat.
Tapi Allah dengan rahmanirrahim-Nya selalu membuka gerbang
bagi siapa saja yang mau datang dan mengabdikan diri kepadanya. Karenya hal
terbaik yang harus dilakukan manusia dengan segala potensi kejahatannya adalah
segera bertaubat kepada Allah, karena sesungguhnya Allah maha penerima taubat
dan penyayang. Dalam hadits yang diriwayatkan jabir ra. Nabi berkata bahwa “sungguh setiap penyakit itu ada obatnya, dan
obat dosa adalah memohon ampun kepada Allah”.
Dosa yang sudah
terlanjur banyak, atau usia yang masih muda tidaklah menjadi alasan untuk
menjauhkan diri dari bertaubat kepada Allah. Bukankah selama tidak syirik,
Allah akan mengampuni dosa hamba-hambanya yang mau bertaubat, atau bukankah
banyak yang mati sebelum tiba masa tuanya. Maka waktu yang kita dimiliki saat
ini denga segala kondisi adalah saat yang pas untuk kembali kejalan yang
diridhoi-Nya. Berputus asa karena sudah terlanjur banyak melakukan dosa
bukanlah jalan yang tepat tapi justru akan menambah marahnya Allah, karena
orang-orang yang berputus asa adalah orang yang sesat.
Sejarah telah banyak
mencatat bahwa orang yang bergelimang dosa sekali juga punya kesempatan menjadi
orang yang Mulia disisi Allah. Kita lihat bagimana Umar bin Khattab dengan
segala dosanya kemudian bisa terlahir kembali sebagai perisai nabi, atau
bagaimana Al-Malikah seorang Pelacur Highclass dari bani Israil yang kemudian
insyaf dan kembali kepada Allah, dari rahim yang dulu pernah dijajahkannya
kemudian lahir nabi bagi bani israil. Atau bagimana fudhail bin iyad seorang
penyamun besar kemudian bisa menjelma menjadi seorang yang ta’at kepada Allah. Atau
dalam contoh dekat, bagaimana seorang Jefri al Bukhari seorang jawara dancer di
discotic bisa menjelma jadi seorang da’i tersohor di republic ini.
Nama-nama diatas sudah
lebih dari cukup untuk menolak alasan orang-orang yang enggan bertaubat karena
merasa sudah terlanjur berlumur dengan hitamnya dosa. Setiap orang pasti punya
masa lalu dengan berbagai warna, namun apapun warna masa lalunya bukanlah harga
mati bagi apa warnanya hari ini, akan tetapi apa warna kita hari ini merupakan
warna kita dimasa mendatang.
Menusia pernah berdosa
adalah satu kepastian yang tak terbantahkan, karena membantahnya sama dengan membantah
Tuhan. Karenanya ada beberapa poin penting yang menjadi sikap kita terhadap
dosa baik yang sudah maupun yang sedang dan akan terjadi, Poin tersebut :
Ø Tidak menganggap remeh suatu dosa,
meskipun ia hanya dosa kecil
Dalam
sebuah hadits yang diriwayatkan dailami nabi berkata “jauhilah orang-orang yang menganggap remeh suatu dosa, karena
perumpaannya adalah seperti kaum yang berada didasar lembah, dan diantara
mereka saling membawa kayu bakar hingga makanan mereka binasa. Sesungguhnya orang
yang remeh terhadap dosa-dosa, ketika diambil nyawanya maka ia akan binasa (dalam
dosanya)”
Ø Tidak meyiarkan dosa yag telah
dilakukannya kepada orang lain
Allah
dala QS Annur ayat 19 menegaskan :
Sesungguhnya
orang-orang yang ingin agar berita perbuatan yang keji itu tersiar dikalangan
orag beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan akhirat, sedang kamu
tidak mengetahuinya”.
Ø Tidak menunda-nunda taubat atas
dosa
Kematian
adalah sebuah misteri dan akan tetap jadi misteri. Tidak aka nada seorang pun
yang tahu kapan dan bagaimana ia akan mengahadapi kematiannya. Karenanya sungguh
bodohlah seseorang yang menunggu masa tua yang belum tentu ia miliki untuk
bertaubat.
Karenya
tidaklah ada lasan untuk menunda taubat kepada Allah. Qs An-nisa : 18
menjelaskan :
ÏM|¡øs9ur èpt/öqG9$# úïÏ%©#Ï9 tbqè=yJ÷èt ÏN$t«Íh¡¡9$# #Ó¨Lym #sÎ) u|Øym ãNèdytnr& ÝVöqyJø9$# tA$s% ÎoTÎ) àMö6è? z`»t«ø9$# wur tûïÏ%©!$# cqè?qßJt öNèdur î$¤ÿà2 4 y7Í´¯»s9'ré& $tRôtFôãr& öNçlm; $¹/#xtã $VJÏ9r& ÇÊÑÈ
Dan
tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan
(yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah)
ia mengatakan : "Sesungguhnya saya bertaubat sekarang". Dan tidak
(pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi
orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih.
Ø Tidak
meneruskan Perbuatan Dosa
Ketika
kita sadar bahwa kita telah melakukan sebuah dosa, maka tidaklah ada lagi
alasan untuk kita meneruskannya. Qs Ali Imran : 135 menjelaskan :
úïÏ%©!$#ur #sÎ) (#qè=yèsù ºpt±Ås»sù ÷rr& (#þqßJn=sß öNæh|¡àÿRr& (#rãx.s ©!$# (#rãxÿøótGó$$sù öNÎgÎ/qçRäÏ9 `tBur ãÏÿøót UqçR%!$# wÎ) ª!$# öNs9ur (#rÅÇã 4n?tã $tB (#qè=yèsù öNèdur cqßJn=ôèt ÇÊÌÎÈ
Dan
(juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau Menganiaya diri
sendiri[229], mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa
mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka
tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.
Ø Tidak
Berputus Asa Karena Dosa
Allah
dengan segala limpahan rahmatnya tidak akan pernah berhenti untuk menurunkan
rahmatnya tersebut kepada mereka yang memang mengharapkan rahmat tersebut. Karenanya
tidaklah ada alasan untuk kita berputus asa terhadap rahmat Allah atas
gelimangan dosa yang telah kita lakukan. QS Az- Zumar ayat 53 menjelaskan :
* ö@è% yÏ$t7Ïè»t tûïÏ%©!$# (#qèùuó r& #n?tã öNÎgÅ¡àÿRr& w (#qäÜuZø)s? `ÏB ÏpuH÷q§ «!$# 4 ¨bÎ) ©!$# ãÏÿøót z>qçR%!$# $·èÏHsd 4 ¼çm¯RÎ) uqèd âqàÿtóø9$# ãLìÏm§9$# ÇÎÌÈ
Katakanlah:
"hai hamba-hamba-ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri,
janganlah kamu berputus asa dari rahmat allah. Sesungguhnya allah mengampuni
dosa-dosa[1314] semuanya. Sesungguhnya dia-lah yang maha pengampun lagi maha
penyayang.
Dengan demikian bersegaralah
untuk kembali kepadda Allah. Banyak hal yang bisa kita jadikan alasan kenapa
kita harus kembali kepada-Nya, serta banyak hal yang bisa menjadi inspirasi dan
motivasi untuk bisa membawa kita kembali kepada Allah.
Billahi
fii sabili haq, fastabiqul khairot
Wassalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh